1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Panggil Duta Besar Jerman terkait Isu Spionase

26 April 2024

Duta Besar Jerman untuk Cina dipanggil oleh pihak berwenang Cina setelah empat warga Jerman ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Beijing.

https://p.dw.com/p/4fCXa
Simbol bendera Jerman dan Cina
Ketegangan antara Jerman dan Cina meningkat karena tuduhan spionaseFoto: Ute Grabowsky/photothek/picture alliance

Duta Besar Jerman untuk Cina mengatakan pada hari Kamis (25/04) bahwa dia telah dipanggil oleh pihak berwenang Cina untuk menjawab pertanyaan tentang penangkapan empat warga Jerman yang dicurigai sebagai mata-mata untuk Beijing.

"Setelah empat warga Jerman ditangkap minggu ini karena diduga menjadi mata-mata untuk dinas rahasia Cina, saya dipanggil ke MFA (Kementerian Luar Negeri Cina) hari ini,” tulis Patricia Flor di X, sebelumnya Twitter.

Pemanggilan tersebut dinilainya sebagai "kesempatan yang baik untuk menjelaskan beberapa hal," ujar Flor, seraya menegaskan bahwa, "kami tidak menoleransi spionase di Jerman, terlepas dari negara mana spionase itu berasal (dan) kami melindungi demokrasi dan negara konstitusional kami dengan cara-cara konstitusional."

Flor menyimpulkan, "Jaksa Agung Federal yang melakukan penyelidikan. Pada akhirnya, pengadilan independen akan memutuskan tuduhan tersebut."

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi pemanggilan tersebut kepada kantor berita Reuters, dan menambahkan bahwa utusan Cina untuk Berlin telah dipanggil pada awal pekan ini untuk diberi pengarahan mengenai "posisi pemerintah Jerman mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap dugaan kegiatan spionase Cina”. 

Terduga pelaku spionase Cina

Empat warga negara Jerman ditangkap awal pekan ini, termasuk seorang ajudan politisi nasionalis Maximilian Krah, kandidat utama dari Partai AfD dalam pemilu Eropa mendatang.

Menurut jaksa penuntut, ajudan tersebut dituduh bertindak sebagai agen untuk layanan keamanan asing dan menyampaikan rincian proses di Parlemen Eropa ke Beijing.

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang mengunjungi ibu kota Cina dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping seminggu yang lalu, mengatakan tuduhan mata-mata terhadap anggota parlemen Eropa sayap kanan tersebut "sangat mengkhawatirkan" dan akan diselidiki.

Adapun terduga lainnya, seorang pria dan pasangan suami istri juga ditangkap di negara bagian Hesse dan North Rhine-Westphalia, salah satunya dituduh memperoleh informasi tentang "teknologi inovatif" dengan "penggunaan militer" atas nama Cina.

Penangkapan tersebut telah memperdalam kekhawatiran mengenai besarnya spionase Cina di Jerman dan memicu kemarahan dari Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan tuduhan tersebut ditujukan untuk "mencoreng dan menindas Cina" dan "menghancurkan kerja sama antara Cina dan Eropa."

Juru bicara tersebut meminta para penyelidik Jerman untuk "meninggalkan mentalitas perang dingin mereka.”

Parlemen Jerman mengecam AfD atas kasus mata-mata

Parlemen Jerman, Bundestag, membahas serangkaian skandal mata-mata baru-baru ini pada hari Kamis (25/04). Pemimpin redaksi politik DW Michaela Küfner melaporkan bahwa "penyelesaian masalah ini tanpa kompromi” karena sayap kanan AfD "pada dasarnya dituduh sebagai pengkhianat.”

Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser dari Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz memperingatkan upaya Rusia dan Cina untuk memengaruhi Jerman dan "memecah belah kita sebagai masyarakat."

Dia mengatakan "tidak dapat diterima jika wakil rakyat membiarkan diri mereka menjadi mesin propaganda bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin atau Beijing.”

Anggota parlemen dari Partai Hijau, Konstantin von Notz, menuduh AfD sebagai "pelayan pengadilan bagi Cina dan Rusia."

Berbicara kepada Ketua AfD Tino Chrupalla, Konstatin von Notz mengatakan, "organisasi Anda melayani Presiden Rusia, panutan partai Anda adalah Partai Komunis Cina."

Dia menyebut AfD sebagai "aib bagi parlemen dan seluruh negara kita."

Pakar kebijakan dalam negeri SPD Dirk Wiese bertanya kepada para wakil AfD: "Mungkin bukan negara Anda sendiri yang sangat Anda cintai, melainkan negara diktator seperti Cina dan Rusia?"

Anggota parlemen oposisi konservatif CDU Marc Heinrichmann menuduh AfD "mengkhianati dan menjual rakyat Jerman."

Politisi AfD Stefan Keuter menolak tuduhan tersebut dengan menyebutnya "tidak berdasar" dan menuduh pemerintah berusaha merusak partainya. "Sebuah (upaya) pemerintah yang melakukan agitasi melawan oposisi merupakan pengingat akan masa-masa paling gelap dalam sejarah Jerman,” katanya, seraya menegaskan bahwa partainya tetap "tidak bersalah hingga terbukti bersalah.”

Menanggapi dugaan kampanye yang diatur melawan AfD, Menteri Dalam Negeri Faeser menjelaskan bahwa peradilan Jerman bersifat independen.

Setelah berbicara dengan seorang anggota komite dinas intelijen Jerman, pemimpin redaksi politik DW, Küfner, mengatakan bahwa "hal yang paling penting secara politik adalah bukan hanya AfD yang terekspos dan dilemahkan dalam jajak pendapat, tetapi juga bahwa insiden tersebut berfungsi sebagai "peringatan bagi Jerman.” 

Menurut pejabat intelijen tersebut, masyarakat Jerman perlu "lebih sadar akan ancaman yang ada dalam perjuangan geopolitik yang sedang terjadi saat ini antara negara demokrasi dan negara otoriter dalam bentuk mata-mata,” kata Küfner.

rs/ha (AFP, dpa)